Isi Kandungan Surat Ali Imran ayat 159, Ali Imran ayat 190 - 191, Luqman ayat 13- 14, Al-Baqarah ayat 83
Kesimpulan isi atau kandungan surah tersebut adalah merupakan penjelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT yang amat besar, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pribadi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Beliau tidak bersifat dan berperilaku keras serta berhati kasar. Bahkan sebaliknya, beliau adalah orang yang berhati lembut, dan berperilaku baik yang diridai Allah SWT serta mendatangkan berbagai manfaat bagi masyarakat. Selain itu, dalam pergaulan Rasulullah SAW senantiasa member maaf kepada orang yang telah berbuat salah, khususnya terhadap para sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran. Dalam perang Uhud Rasulullah SAW juga memohonkan ampun pada Allah SWT terhadap kesalahan mereka dan bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. Untuk melaksanakan tekadnya, khususnya hasil musyawarah Rasulullah SAW selalu bertawakal pada Allah SWT.
Karena budinya yang luhur, dan akhlaknya yang mulia seperti tersebut Rasulullah SAW memperoleh simpati dalam pergaulan, khususnya disenangi dan didekati oleh para sahabatnya serta dicintai oleh Allah SWT. yang menjadi penekanan pokokdalam surah Ali Imran, 3: 159 itu dalah perintah untuk melakukan musyawarah. Perinyah ini bukan hanya ditunjukan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi kepada seluruh pengikutnya yakni umat islam, di mana pun mereka berada.
Musyawarah itu ialah berunding antara seseorang dengan orang lain, antara satu golongan dan golongan lain, mengenai suatu masalah, dengan maksud untuk mengambil keputusan atau kesepakatan bersama.
Kandungan surat Ali Imran ayat 190 - 191
Pada ayat ke 190 surat Ali Imran, Allah menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Tanda-tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda kebesaran Allah, tanda-tanda keagungan Allah dsb. Hal-hal yang sangat kecil saja, itu merupakan tanda-tanda kebesaranNya. Misalnya, sebuah sel di dalam tubuh manusia yang sangat kecil mempunyai sebuah sistem tersendiri yang sangat teratur yang tidak mungkin semua itu terjadi begitu saja atau terjadi secara kebetulan. Apalagi sesuatu yang sangat besar dan sangat hebat seperti penciptaan langit dan bumi, dan bergantinya malam dan siang, itu semua tidak mungkin terjadi secara kebetulan, itu semua pasti ada yang mengaturnya dan itu semua merupakan kebesaran Allah. Namun, tidak semua menyadarinya, hanya orang-orang yang berakal-lah yang mampu menyadarinya.
Lalu pertanyaannya, siapakah orang-orang yang berakal itu? Allah menjelaskan melalui ayat berikutnya yakni ayat 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Maksudnya adalah orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun, baik itu berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan orang-orang yang memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan disini yaitu kita harus membuktikan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi ini sangat luar biasa dan tidak ada satupun manusia atau teknologi secanggih apapun yang dapat melakukannya, dan ini membuktikan kepada kita semua atas kebesaranNya. Kita sebagai manusia yang diberi akal untuk berpikir seharusnya merenungkan hal ini. Manusia seharusnya tidak boleh ada lagi keraguan di dalam hatinya tentang adanya Allah, Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Dan sepatutnya kita berdoa, "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." Di dalam doa ini kita sudah bersaksi akan kebesaranNya, bahwa tidak ada sesuatupun yang sia-sia yang telah Dia ciptakan. Dan sepatutnya juga kita berdoa agar dijauhkan dari siksa api neraka. Mungkin masih ada manusia yang menganggap bahwa ada “sesuatu” yang Allah ciptakan itu tidak berguna. Ini merupakan pemikiran yang salah. Contoh lalat, banyak orang yang berpikir bahwa lalat hanya dapat menimbulkan penyakit saja, tapi hal ini sudah dibantah dengan tegas oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam dalam sabdanya, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obatnya. (HR. Bukhari, Ibn Majah dan Ahmad). Dan hadits ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh para dokter pada era abad 20-an, yang sesungguhnya sudah dijelaskan oleh RasulNya pada sekitar 14 abad yang lalu.
Kita sebagai manusia yang diberi akal oleh Allah seharusnya berpikir atas kebesaranNya. Dan sepatutnya manusia harus memiliki keyakinan yang seutuhnya bahwa hanya Allah-lah, Tuhan yang patut disembah.
Kandungan surat Luqman ayat 13- 14
Allah menjelaskan bahwa luqman telah diberi hikmah, karena itu luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah dilimpahkan Nya kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu memelihara hak-haknya sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar. Sesudah Allah menurunkan apa yang telah diwariskan oleh luqman terhadap anaknya,yaitu supaya ia bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan semua nikmat,yang tiada seorangpun bersekutu denganNya, didalam menciptakan sesuatu, karena sesungguhnya kedua orang tua adalah penyebab pertama bagi keberadaan kita di muka bumi ini.
Surat Luqman ayat 14 ini baik secara langsung atau tidak menyatakan dengan jelas bahwa Allah berwasiat kepada manusia. Yang artinya memberikan pesan yang kuat, dan pesan yang amat kukuh menyakut kedua orang tua yaitu ibu dan bapak. Pesan ini karena ibu telah mengandung dalam keadaan lemah di atas kelemahan. Yaitu kelemahanyang sangat payah, dari waktu ke waktu terus bertambah. Lalu sang ibu melahirkan dengan susah payah, kemudian memliharanya dan menyusuinya setiap saat, bahkan sang ibu tidak pernah tertidur dengan pulas karena menjaga sang buah hati. Setiap detik hati dan pukiranya tercurah untuk sang buah hati. Demikian perhatian sang ibu kepada anaknya. Hingga sang ibu menyiapkan untuk menyapihnya setelah berumur dua tahun.
Maka Allah berwasiat” besyukurlah kepadaKu” karena Allah telah menciptakan kamu dari tidak ada menjadi ada dan menyediakan semua sarana yang dibutuhkan untuk kebahagiaan kamu. Bersyukur pula kepada kedua orang tua, karena Allah telah menjadikan mereka sebagai perantara kehadiran kamu di bumi ini.
Ayat di atas tidak menjelaskan secara rinci jasa sang ayah, tetpai menekankan pada jasa ibu. Ini disebabkan peranan ibu jauh lebih besar dalam keluarga. Ibu sangat munkin untuk tidak diharaukan oleh anak. Setelah terjadi pembuahan dalam rahim ibu hampir semua pola pengasuhan jatuh kepada sang ibu. Bahkan pola pengasuha hingga penyusuan praktis menjadi tanggung jawab ibu. Namun betapapun peran ayah tak sehebat peran ibu dalm pengasuhan terutama dalam proses kelahiran anak, jasa ayah tetap tidak boleh diabaikan. Karena itu sang anak wajib mendoakan untuk keduanya.
Kandungan surat Al-Baqarah ayat 83
Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw. ketika Dia menetapkan atas Bani Israel janji yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah swt.
Allah melarang mereka beribadat kepada selain Allah. Agama Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya semuanya menekankan untuk menyembah Allah yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Janji dari Bani Israel ini diawali dengan janji memenuhi hak Allah, hak yang tertinggi dan terbesar yaitu Semua makhluk diperintahkan menyembah-Nya dan untuk tugas inilah sebenarnya mereka diciptakan.
Berbuat kebaikan kepada orang tua ialah dengan mengasihi, memelihara dan menjaganya dengan sempurna serta menuruti kemauannya selama tidak menyalahi perintah Allah. Adapun hikmah berbakti kepada ibu dan bapak ialah karunia ibu bapak itu telah berkorban untuk kepentingan anaknya, selain itu orang tua memberikan kasih sayang yang tidak ada tandingannya.
Sesudah Allah menyebutkan hak kedua orang tua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga) yaitu berbuat kebaikan terhadap mereka karena berbuat kebaikan kepada kaum kerabat adalah faktor yang memperkuat tali perikatan di antara kaum kerabat itu. Mengadakan hubungan erat sesama keluarga adalah sesuai dengan firtah manusia.
Kemudian Allah menyebutkan pula hak orang-orang yang memerlukan bantuan yaitu hak orang miskin. Berbuat kepada anak yatim ialah mendidiknya dengan baik dan memelihara segala hak-haknya. Jika mereka terlantar, mereka dapat menimbulkan kerusakan pada anak-anak lainnya, maka akibatnya lebih besar pada bangsa dan negara.
Maka Allah kemudian menyuruh mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia. Bilamana kebaikan itu telah dikerjakan berarti ketinggian dan kemajuan masyarakat telah tercapai. Allah selanjutnya memerintahkan kepada Bani Israel untuk melaksanakan salat dan zakat. Ruh salat ialah ikhlas kepada Allah, tunduk kepada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Zakat juga diperintahkan kepada mereka, karena zakat itu mengandung perbaikan bagi urusan-urusan masyarakat. Akan tetapi orang Bani Israel berpaling dari perintah-perintah itu, tak menjalankannya tapi menolaknya. Mereka meninggalkannya dan tidak mau menepatinya. Hanya sebagian kecil dari mereka atau pada tiap zaman yang taat pada perintah Allah. Di akhir ayat ini Allah berfirman yang artinya, "dan kamu (hai Bani Israel) selalu berpaling". Ayat ini menunjukkan kebiasaan dan kesukaan mereka tidak menaati petunjuk dan perintah Ilahi karenanya tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.
Don't forget to include the link of the article.Thankyou for visiting!
Komentar
Posting Komentar