Contoh Demokrasi Musyawarah di Sekolah tentang Penyusunan Jadwal Piket

Demokrasi Musyawarah tentang Penyusunan Jadwal Piket


      Setelah perangkat atau struktur kelas terbentuk. Kini saatnya tugas ketua kelas membimbing para anggota kelas yang lain untuk menyusun berbagai keperluan kelas seperti jadwal piket dan disaat inilah proses saling menyampaikan pendapat berlangsung. Berbagai pendapat baik yang setuju atau tidak setuju ditanggapi dengan baik oleh ketua kelas. 
         Seperti contoh kisah berikut, ada 2 orang siswa yang saling adu hak mereka masing-masing. Sebut saja Doni dan Sasa. Mereka saling memperebutkan hari yang sama untuk bagian piket mereka sedangkan hari yang mereka perebutkan sudah sesuai atau sudah lengkap jumlah siswa yang piket pada hari itu. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mau mengalah. Namun dengan musyawarah bersama ketua kelas akhirnya mengambil keputusan dengan memisahkan mereka berdua dengan hari yang berbeda yaitu Doni piket di hari selasa dan Sasa di hari kamis. Keputusan yang tepat ini pun disepakati oleh mereka berdua, dengan begini selesailah permasalahan mengenai perbedaan pendapat mereka.
       Salah seorang siswa memberikan usul yaitu pemberian sanksi kepada siswa apabila siswa tersebut melanggar atau tidak melaksanakan piket. Tentu saja usul seperti ini sangat diperlukan agar terciptanya suasana kelas yang bersih, nyaman dan tentram yang memudahkan siswa dan guru dalam proses belajar. 

Dari contoh kisah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa :
1. Ketua kelas: mengadakan rapat kelas yang dipimpin ketua kelas. Dalam rapat ketua kelas akan mendapat banyak saran, pendapat, dan tidak tertutup kemungkinan pendapat tadi ada yang bertentangan dengan pendapatnya. Pendapat tadi kemudian dibicarakan dalam rapat secara musyawarah, dengan pertimbangan yang disepakati sejujur-jujurnya dan penuh tanggung jawab melaksanakan keputusan yang diambil secara bersama itu.
2. Hasil keputusan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap siswa dan keputusan yang berupa peraturan itu harus dibuat secara tertulis, sehingga setiap siswa dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga apabila siswa melanggar mereka akan melaksanakan sanksi tersebut secara konsekwen dan penuh kesadaran.
3. Setiap siswa harus mengetahui tugasnya masing-masing, siapa yang bertugas merapikan meja, siapa yang bertugas mengambil dan menyiapkan kapur, penghapus, dan sebagainya.


Don't forget to include the link of the article.Thankyou for visiting!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pidato Bahasa Lampung tentang budaya lampung

Makalah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Contoh Menganalisis Dan Mengidentifikasi Teks Penglaku Atau Kurir Bahasa Lampung