Postingan

Makalah Manajemen Komite Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan analisis dan kajian mengapa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Ada tiga faktor rendahnya mutu pendidikan, yaitu: pertama, pengelolaan pendidikan nasional dilakukan dengan birokratik-sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, sedangkan daerah dan sekolah lebih berfungsi sebagai pelaksana kebijakan pusat atau dengan kata lain sekolah tidak memiliki otonomi. Kedua, kebijakan pendidikan yang menggunakan pendekatan input-output yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku pelajaraan, dan perbaikan sarana dan prasarana dipenuhi maka mutu pendidikan akan meningkat. Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua sangat minim. Bertitik tolak dari kesadaran akan pentingnya peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan, pemer

Menganalisis Prinsip dan Langkah dalam Melaksanakan Pembelajaran Remedial

Menganalisis Prinsip dan Langkah  dalam Melaksanakan Pembelajaran Remedial A. Pendahuluan  Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah - langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimula. Istilah pembelajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Namun, dewasa ini pengertian ini sudah berkembang, sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pembelajaran remedial (Remedial Teaching). Menurut  Suhaisimi  Arikunto,  pembelajaran  remedial  adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa y

Mendalami Karakteristik Pembelajaran Remedial Di Sekolah

Mendalami Karakteristik Pembelajaran Remedial Di Sekolah Dalam kegiatan belajar mengajar menurut prinsip belajar tuntas, ada dua kegiatan, yaitu kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan. Keduanya sama pentingnya, akan tetapi berbeda tingkat kepentingan-nya. Jika kegiatan pengayaan diperuntukkan pada siswa yang tidak mengalami kasus kesulitan atau kegagalan belajar, maka sebaliknya, kegiatan perbaikan diperuntukkan pada siswa yang mengalami kasus kesulitan atau kegagalan belajar. Sehingga apabila kedua tingkat kepentingan tersebut dibandingkan, maka kegiatan pengajaran remediallah yang lebih penting. Karena kegiatan ini menyangkut perbaikan yang mengarah pada tercapainya prestasi belajar siswa di masa selanjutnya. Lebih khusus lagi berkaitan erat dengan keberhasilan memahami suatu pelajaran yang diberikan kepada siswa yang gagal, baik berupa perlakuan mengajar atau bimbingan dalam memecahkan kesulitan yang dihadapinya. Dari prinsip tersebut dapat diambil sebuah pengertian tentan

Pelaksanaan Remedial Guna Mengatasi Masalah Ketuntasan Belajar Peserta Didik

Pelaksanaan Remedial Guna Mengatasi Masalah Ketuntasan Belajar Peserta Didik Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti. Melalui proses belajar akan dicapai tujuan instruksional pendidikan dalam hakikatnya belajar adalah suatu aktifitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri individu yang belajar. Pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan sumber-sumber belajar baik sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan. Tujuan dalam proses belajar mengajar secara ideal adalah Mastery Learning atau belajar tuntas artinya bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.  Upaya peningkatan sikap dan tekat kemandirian manusia terdidik dan mayarakat tercantum dalam peraturan menteri pendidikan no 23 tahun 20062 dalam pasal 1 ayat 1 dan dua dijelaskan bahwa : (1) Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan da

Problematika Pendidikan Multikultur di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara multikultural, keragaman itu tercermin pada berbagai macam bahasa, budaya serta agama dan kepercayaan, seperti Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu serta berbagai aliran kepercayaan. Keragaman merupakan kekuatan tersembunyi, akan tetapi keragaman juga kadang menjadi penyebab timbulnya persoalan yang dihadapi bangsa ini sekarang. Terdapat relasi resiprokal antara dunia pendidikan dengan kondisi sosial masyarakat. Relasi ini bermakna bahwa apa yang berlangsung dalam dunia pendidikan adalah gambaran dari kondisi yang sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat yang kompleks. Pendidikan multikultural merupakan salah satu alternatif pendidikan di era globalisasi. Pendidikan sebagai ruang tranformasi budaya hendaknya selalu mengedepankan wawasan multikultural untuk memperbaiki kekurangan dan kegagalan, serta memebongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.  Pendidikan menjadi