Makalah Hakikat Paragraf dan Cara Penulisannya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Secara singkat yang dimaksud dengan pargraf yaitu satuan bahasa yang terdiri dari buah kalimat atau lebih yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan padu. Disebut satu kesatuan yang utuh dan padu karena di dalam satu paragraf hanya terdapat satu kepaduan bentuk (koheresi) dan satu kepaduan makna (kohesi), (Chaer, 2011, hal. 70).
Dalam setiap paragraf yang baik terdapat satu kalimat pokok (ada yang menyebutnya kalimat utama) yang berisi ide pokok (ada yang menyebutnya pikiran pokok atau gagasan pokok) dan sejumlah kalimat penjelas (ada yang menyebutnya kalimat pengembang) yang berisi ide penjelas (atau pikiran penjelas atau gagasan penjelas) yang merupakan penjabaran dari ide pokok.
Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berfikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran atau gagasannya. Penguasaan teori saja tidak cukup untuk menulis paragraf dengan baik. Semakin terampil seseorang berfikir, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Dikatakan demikian karena sebagai sebuah ketrampilan, menyusun gagasan dalam sebuah paragraf juga memerlukan banyak latihan. Oleh karena itu, latihan itu perlu dilakukan terus-menerus agar mampu menuangkan gagasan menjadi perpaduan kalimat yang menyatu dalam sebuah paragraf. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan turun-temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar-mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik.
Uraian berikut ini diharapkan dapat memperjelas bahwa menulis paragraf adalah sebuah ketrampilan. Banyak contoh data penulisan skripsi mahasiwa yang masih belum dapat memperlihatkan kemamampuan mengembangkan gagasan dalam skripsi itu tidak koheresif dan atau koheren. Padahal, skripsi merupakan media berlatih menulis bagi penulis pemula seperti mahasiswa S-1. Mudah-mudahan analisis terhadap contoh-contoh paragraf di bawah ini dapat dijadikan pelajaran berharga untuk melatih atau meningkatkan ketrampilan menulis ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, skripsi dan sebagainya.

1.3 Tujuan Penulisan
1) Menjelaskan hakikat paragraf
2) Menjelaskan jenis paragraf
3) Menjelaskan syarat pembentukan paragraf
4) Menjelaskan cara penulisan paragraf







BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Hakikat Paragraf
Paragraf disebut juga alenia. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa indonesia dari kata inggris paragraph. Sedangkan kata alenia dari bahasa belanda dengan ejaan yang sama. Kata belanda itu sendiri berasal dari kata latin a linea, yang berarti ‘mulai dari baris baru’, (Sakri, 1992, hal. 1). Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf disebut mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988, hal. 144). 
Secara umum bisa dikatakan pragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintakasis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis, artinya di dalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Lalu, secara sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok atau utama, ditambah dengan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat utama itu, (Chaer, 2011, hal. 27)
Jadi paragraf itu adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang dimuat dalam kalimat sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. 

1.2 Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya, (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988, hal. 144). Menurut Keraf dalam bukunya yang berjudul “Komposisi” Fungsi paragraf adalah (1) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan sebuah tema dari tema yang lain, (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal, (Fuad, Widodo, Rejono, Hilal, & Sumarti., 2005, hal. 122).

1.3 Jenis Paragraf
Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf campuran (variatif), (Suwarna, 2012, hal. 73).
1. Paragraf dedukutif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada awal paragraf. Ciri paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang diletakkan di awal tersebut. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada bagian awal tersebut. Paragraf ini bersifat umum, selanjutnya di jelaskan dengan pernyataan yang bersifat khusus atau keterangan yang memperkokoh gagasan dalam kalimat. Berikut contoh 1 dari paragraf deduktif.

Contoh 1
Untuk memerangi kemiskinan, berbagai cara dapat ditempuh, berbagai strategi dapat dijalankan bergantung pada teori atau interprestasi dari keadaan yang dihadapi. Para pegambil keputusan biasanya dihadapkan pada berbagai pilihan yang tersedia dengan segala akibatknya, baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu pikihan ekstrem yang secara teoritis pernah dilontarkan adalah menghilangkan penduduk miskin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 

2. Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf. Ciri paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir bagian. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada bagian akhir tersebut. Paragraf ini didahului dengan penjelasan, keterangan, atau data. Kadang-kadang gagasan pokok paragraf induktif berupa simpulan dari pernyataan kalimat terdahulu. Berikut ini contoh 2 paragraf induktif.
Contoh 2
Raja tanpa kabinet dan bintang film tanpa penggemar tidak berbeda dengan ikan hidup di luar air. Profesor tanpa mahasiswa atau pelawak tanpa penonton sama halnya dengan pohon jeruk yang ditanam di laut. Pemeran tanpa pengunjung atau pasar tanpa pembeli sama halnya dengan tanaman hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang mendapat harga diri dalam hubungan dengan lingkungannya dimana ia hidup.

3. Paragraf campuran adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf. Ciri paragraf campuran ditandai oleh berulangkanya gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada dua bagian paragraf tersebut. Berikut ini contoh 3 dari paragraf campuran.

Contoh 3
Olahraga secara teratur bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Hal ini dikarenakan olahraga membantu proses metabolisme di dalam tubuh kita, sehingga semua makanan tecerna dengan sempurna. Sempurnanya proses pencernaan makanan ini akan menghasilkan energi yang cukup untuk mendukung segala aktivitas yang kita lakukan sehingga tubuh menjadi bugar sepanjang hari. Berolahraga yang teratur juga menyebabkan tubuh menjadi sehat dan kebal terhadap penyakit yang mengintai. Bahkan ada pepatah asing yang mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga merupakan aktivitas yang menyehatkan.



1.4 Syarat Pembentukan Paragraf
1) Kesatuan 
Mempermasalahkan satu masalah pokok. Maksud dalam tulisan harus mengacu pada satu kesatuan pokok yang dibahas. Keterkaitan antar kalimat diikat oleh satu topik pembicaraan yang sama, bukan topik masalah yang berlainan. Penyimpangan akan menyulitkan bagi pembaca. Paragraf dianggab mempunyai keatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam taraf belajar (tahap pemula) sering mendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan. Perhatikan contoh 4 di bawah.

Contoh 4
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi tidak setiap wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau mempunyai potensi yang cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu. Sehingga harus mencukupinya dari tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan negara lain. Untuk itu dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan damai. Namun untuk mencakupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh jalan kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara selain meningkatkan kesejahteraan negaranya, juga mempertahankan eksistensinya yang meliputi kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa dan keutuhan wilayahnya.

Gagasan pokok atau tema di atas adalah masalah utama setiap negara (meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya). Gagasan pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang berikut:
- Setiap negara seharusnya mampu menghidupi dirinya sendiri.
- Setiap negara kondisinya memungkinkan.
- Diperlukan hubungan dengan negara lain.
Perincian atau penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan anatar satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.

2) Kepaduan
Mengaitan hubungan antar kalimat. Hubungan antar kalimat harus saling berkaitan, tidak ada satu kalimatpun yang hubungannya tidak logis. Cara mengaitkan hubungan antar kalimat dapat dilakukan dengan melihat hubungan antar subjek atau antar predikat. Perhatikan contoh 5 di bawah ini.

Contoh 5
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evalusinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 

Kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggab penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. 

3) Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.  Perhatikan contoh 6.

Contoh 6
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa. 

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Kita lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama, hanya diulangi dengan sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa. 


1.5 Cara Penulisan Paragraf
Paragraf dapat dilihat dari format yang dikembangkan dengan cara menjorok ke dalam atau beberapa ketukan spasi. Di samping itu paragraf juga dapat diberi jarak melalui lajur diberikan kosong. Dari mana suatu paragraf ditulis? Persoalan dasar tersebut akan berkaitan dengan bagaimana cara paragraf dikembangkan. Karna syarat penulisan paragraf adalah satu kesatuan gagasan, kesepadanan dan kelengkapan, kalimat yang terjalin dengan baik dan tepat akan menjadi kunci pengembangan paragraf selanjutnya. Secara garis besar, dilihat dari fungsinya di dalam karangan paragraf terbagi atas 3 yaitu:
1. Paragraf pembuka
2. Paragraf isi
3. Paragraf penutup
Paragraf pembuka berisi persoalan dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan kita tulis. Masalah yang akan kita tulis menyangkut kebutuhan menginformasikan dan mengapa kita mempersoalkannya. Karena sifatnya pengenalan masalah, pargraf tersebut bersifat menginformasikan akan apa yang akan kita tuliskan. 
Paragraf isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan. Paragraf ini merupakan lanjutan dari paragraf pembuka dengan mengedepankan suatu kasus dan alasan mempermasalahkan kasus tersebut.
Paragraf penutup berisi simpulan dan saran. Paragraf ini lebih menekankan pandangan akhir, termasuk solusi dan saran yang ditawarkan oleh si penulis pada maksud yang dipaparkan. Paragraf penutup dapat dikatakan sebagai akhir bacaan. 








BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf itu adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang dimuat dalam kalimat sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
2. Fungsi paragraf adalah (1) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan sebuah tema dari tema yang lain, (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.
3. Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf campuran (variatif).
4. Syarat pembentukan paragraf ada 3 yaitu (1) Kesatuan, (2) Kepaduan, (3) Kelengkapan.
5. Dilihat dari fungsinya di dalam karangan, paragraf dibedakan menjadi (1) paragraf pembuka, (2) paragraf isi,  (3) paragraf penutup.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita sampaikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam menulis sebuah makalah atau skripsi disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu mengenai teori penulisan paragraf yang baik.
2. Berlatihlah dengan tekun agar mampu menulis pargraf dengan baik.








DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, G. M., & Ridwan, H. S. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fuad, M., Widodo, M., Rejono, I., Hilal, i., & Sumarti. (2005). Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Nugraha, A. (2017, April 23). Contoh Paragraf Campuran Terbaru dan Terbaik. Retrieved from http://www.prbahasaindonesia.com/2015/09/5-contoh-paragraf-campuran-terbaru-dan-terbaik.html
Sakri, A. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Suwarna, D. (2012). CERDAS BERBAHASA INDONESIA Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman. Ciputat, Tanggerang: Jelajah Nusa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Pidato Bahasa Lampung tentang budaya lampung

Makalah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Contoh Menganalisis Dan Mengidentifikasi Teks Penglaku Atau Kurir Bahasa Lampung